Thursday, February 2, 2012

Another Side of Life

Kali ini posting saya jauh dari soal perdapuran dan keluarga...tapi lebih kepada situasi di pekerjaan...
Akhir-akhir ini, sepertinya banyak banget kejadian yang, bikin saya mengenyitkan kening, mengelus dada, dan finally malah mendekatkan saya pada Sang Pencipta...untuk mensyukuri bahwa saya masih di beri kesempatan, masih di beri lebih, dan masih di percaya.

Sebagai manusia, seringkali orang itu terlalu angkuh..lupa bahwa di atas langit masih ada langit..lupa bahwa jika Tuhan berkehendak, maka tidak ada sesuatu yang mustahil, bahkan bisa di putarbalikkan...kaki ke kepala, dan kepala pindah ke kaki.
Saking angkuhnya manusia, bahkan seringkali merasa bahwa rencana kita lah yang terbaik, bahkan jadinya memerintah Tuhan, agar segala sesuatu berjalan sesuai mau kita.
Tapi masalahnya, apakah kita sudah melakukan segala sesuatunya, segala prosesnya dengan cara-cara yang berkenan padaNya ?

Ketika seseorang merasa bahwa posisinya tak tergoyahkan, bahwa singgasananya anti badai, nyatanya jika Tuhan memang berkehendak, badai datang juga menerpa...ajaibnya, ada sebagian orang yang ketka badai itu datang, malah murka luar biasa karena tidak bisa menerima dan berlapang dada, lantas malah melampiaskannya pada perantara badai tersebut.

Saya jadi ingat...sekitar 7 tahun yang lalu, mantan bos saya, dalam meeting departemen mengingatkan kami, para manager departemen, untuk jadi seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk, dan jangan pernah berlaku arogan atas nama posisi kami masing-masing. Mengapa ? Sebab, semua orang, para supplier, pihak ketiga, dan rekan bisnis berlaku begitu hormat, memohon - mohon, mengirim hadiah, dan semua courtesy lainnya, sebetulnya di tujukan pada Kursi (Jabatan) kami, bukan pada kami sebagai personal. Kalau someday kita leave the company, atau tidak lagi memegang posisi tersebut, maka mereka tidak akan memberikan perlakuan itu lagi kepada kita, namun akan tetap memberikan perlakuan tersebut kepada (Kursi itu) siapa pun yang menjabat posisi tersebut.
Buat saya ini betul banget. Akan lebih enak jika dalam berhubungan, kita selalu rendah hati, dan tetap membawa personal branding kita...bukan position branding.
Semua ini mengingatkan saya untuk tetap 'bermain cantik', baik pada rekan sejawat, atasan, anak buah, maupun pihak ketiga.
I only spent 6 months in this retail company, before I hopped to another company, tetapi pengalaman di sini sangat berkesan buat saya.
Saya resign dari sini dalam kondisi yang sangat baik. Yup, of course...I have to make sure all the task of the department and the company running well eventhough without me. Never burn your bridges, never sew the wind, because you will harvest the storm.

Di penghujung 2011, nggak ada angin hujan, mendadak saya berkesempatan menjajal kesempatan di salah satu MLM kosmetik. Tadinya ya, sebagai salah satu dari manusia takabur itu, mikirnya...yah, cuma begini yaa...jeh...secara saya gak kekurangan amat kok, saya punya posisi yang cukup baik di sebuah perusahaan multinasional, dan basically saya cuma mau tahu aja.

Di sini, saya melihat binar-binar yang sangat indah dari semua pelaku penjualannya, walopun mereka semua ini bukan permanent employee, tapi spirit dan effort nya luar biasa, penuh doa dan syukur...jauh sekali dari keseharian yang biasa saya lihat di lingkungan saya bekerja.
Penasaran dan merasa tertantang melihat para pelakunya yang mayoritas Ibu rumah tangga dan bahkan sebagian juga berpendidikan formal tidak lebih dari sekolah menengah namun sanggup berprestasi yang membahagiakan keluarganya, saya mencoba masuk lebih dalam, melakukan effort di sana, sambil mikir, masa mereka bisa saya nggak bisa sih.
Nggak di sangka2 ternyata dalam sebulan saja, saya sudah punya 5 downline dan langsung naik level 2 kali.
It's so amazing :D
Kebetulan, di saat yang bersamaan, saya juga berkesempatan membaca salah satu buku motivasi terbaik dari Merry Riana "Mimpi Sejuta Dollar", yang berbeda dari buku2 motivasi yang biasanya self centering, tetapi Merry ini mengajarkan tentang berlaku rendah hati, berpikiran positif, jujur, bekerja keras, menghargai proses, serta melibatkan Tuhan sebagai partner kita dalam bekerja.

Jujur aja, seenggaknya untuk saat ini, dari bisnis ini uangnya sih nggak ada apa2nya di bandingkan gaji yang saban bulan masuk rekening saya, bahkan seperlimapuluh aja pun nggak ada...tapi nih...valuenya luarrr biasa, dan mana tahu kalau sekian bulan atau tahun dari sekarang dapat menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan...lebih dari apa yang saya dapatkan sekarang. Jika ini memang jalan Tuhan, siapa tahu dan siapa dapat menolak ?

Di sini, saya belajar tentang how to dream, how to give your dream a life, how to make your dreams come true, selain saya juga belajar untuk jadi seorang yang pro-aktif, asertif, rendah hati, penuh syukur dan apresiasi.
Walopun di PT. X tempat saya berkarir selama 6 tahun ini saya manager, tapi di sini saya bukan siapa2, bukan senior staff, apalagi manager...di sini saya cuma seseorang yang mau belajar, yang menjadikan apa yang saya pelajari menjadi anak-anak tangga kesuksesan bagi saya...It would be great kalau saya juga bisa jadi manager, apalagi director di sini kan ?

Di tempat ini juga, saya belajar jadi orang yg gak gaptek2 amat, dan saya melihat betapa banyak orang yang, untuk meraih income sekian saat ini, dan demi mimpi2nya, harus naik turun bus, angkot, bersusah payah... Belum lagi ada yang memiliki keterbatasan prasarana, sampai untuk akses ke website saja sulit...belum lagi yang memiliki keterbatasan finansial, dan sangat antusias meraih beberapa puluh ribu untuk tiap produk yang berhasil mereka jual, yang dalam keseharian saya ludes dalam sehari untuk jajan dan lunch.
Jadi malu ya, kalo saya yang enak begini, bisa selalu makan enak yang saya mau,bisa naik turun mobil, akses internet kapan aja, kok kalah berprestasi.
Betulan deh, adrenalin saya kayaknya bergolak, termasuk juga dari tadinya saya nggak masalah keluar 500 ribuan sebulan dari kocek pribadi - senilai sehelai gaun Zara - guna tutup poin targetnya, eh, akhirnya malah tertantang untuk bisa jual produknya. Ternyata yang dapetnya pake usaha itu rasanya lebih maniss dan bikin senyum lebih lebar. Dari tadinya saya mikir, 'jeh, 100 poin = 500an ribu, siapa juga yg beli...eh, nggak taunya tanpa terasa saya bisa memenuhi lebih dari 200 poin, bukan dari kantong pribadi...tapi murni dari jualan. Yeay !

Anyway, sangat indah ternyata lho, proses untuk suatu pencapaian.
Satu hal lagi, saya juga memiliki kepuasan tatkala saya berhasil membantu orang lain dan menghadirkan binar senyuman di wajah mereka, karena telah terbantu. Senang juga bisa bikin orang lain meraih pencapaiannya, semakin dekat kepada mimpinya...dan makin percaya diri.
Dalam proses ini, saya belajar juga tentang kedisiplinan, komitmen, dan bahwa yang namanya anak buah, downline, bawahan, or whatever it called, sampe botak juga gak akan melakukan apa yang kita katakan & dengung2kan, tetapi mereka melakukan apa yang kita lakukan. Ini berlaku bukan hanya terhadap anak buah, tapi kalau mau di stretch lagi...anak-anak kita di rumah pun ternyata imitator yang paling ulung ! Sampe berbusa2 di bilangin..tetap aja di langgar...tapi mereka nyatanya melakukan hal-hal yang kita lakukan, bahkan lebih baik dari kita....Kebayang dong, gimana jadinya kalo kita did a bad thing ?
You harvest what you sew...jangan menabur angin jika tidak mau menuai badai...
Apa yang anda pikirkan tentang orang lain dan lingkungan, itu menunjukkan bagaimana sebenarnya kualitas diri anda, bukan sebaliknya.
Jadilah manusia rendah hati, maka anda akan di tinggikan, sebagaimana di Alkitab pun di katakan mengenai hal ini.
Yesus sendiri pun menempatkan dirinya dalam posisi seorang hamba, yang melayani, bukan seorang tuan, akan tetapi Dia di tinggikan sebagai Yang Maha Tinggi.





No comments:

Post a Comment