Friday, February 24, 2012

New Vintage Destination

Akhir2 ini, saya males dan ogah banget sama yg namanya fashion online shopping. Too many unpleasant experiences in online fashion shopping, make me no more enthusiast. It's better to shop directly, when you can try it on, feel the material and see the details & finishing.
Pengalaman saya itu, kalo nggak cutting nya gak karuan, ya materialnya look cheap, atau finishing & detailnya gak rapi. Basically..aku paling sebel sama barang2 fashion yg nampak nggak berkualitas, look cheap.
Bukan berarti kita harus selalu beli produk fashion yang mahal, tapi kualitas memang nggak bisa mengalah.

Overall, dalam fashion, kualitas itu buat saya terlihat pada cutting, material, finishing, dan detail. Kalo beli baju, beli dress, biasanya saya iseng liat liningnya dan jahitan2 di tempat tersembunyi. Kalo amburadul, biasanya langsul ilfeel.
Bukan berarti juga barang branded itu pasti perfect ya...karena saya pernah menemukan blus Zara yang akan saya beli lengannya gak simetris.Jadi teteuupp yaa...taste, mata dan tangan yang menentukan kualitas fashion.

Terus terang, banyak online shop yg nggak murah yaaa... Gambar yg di display juga kelihatan bagus, sellernya juga mostly bilang, harganya mahal karena ini Korea lah, Hongkong, Paris atau apalah.
Sebagai gambaran harga untuk sepotong blus gak kurang dari 300 ribu dan dress bisa di atas 500 ribu..katanya sih, premium line..
Pas barangnya dateng ? Duuhhh, maaf ya, tapi nggak keliatan kaya barang yg harganya 300 ribu up. Mending saya jalan ke Mango atau Promod. Harga segitu udah dapet blus yang bagus deh. Bisa coba, ada refund policy, dan bisa touch & feel material dan detailnya.

Ngomong2 fashion style, personal style saya itu lebih kepada something simple, preppy, classic, dan vintage.
Seneng banget tuh, saya, sama yang namanya pattern polkadot, gingham, dan stripes. The colors are not far from black, white, grey, pink, and red.
Pas baca2 Her World terbaru kemarin ini, kebetulan ada artikel soal online shopping, yang membahas fashion shopping online, dan salah satunya me-review Our Vintage House, sebuah online boutique yang khusus menjual baju2 bernuansa classic vintage dan mereproduksi model2 baju lawas yang di populerkan oleh aktris jadul terkenal, seperti Audrey Hepburn (She's my fashion inspiration), Vivien Leigh, Brigitte Bardot, Teresa Teng, and so on.

Pas iseng browsing, I was soooo amazed ! Wooowww, this one great !, really meet my fashion imagination :)
Secara, saya memang suka banget sama banyak hal bernuansa jadul. Mulai dari fashion jadul, lagu2 jadul kaya Heart of gold, rain&tears, love is a many splendored thing, dan semacamnya. Nggak ketinggalan graphic work jadul dan barang2 bernuansa vintage lainnya...hehe..
Saya itu masih nyimpen modeblaad - sejenis majalah mode yg ada pattern makingnya - warisan dari Mami saya yg berasal dari tahun 50-60an. Jadi ceritanya orang jaman dulu itu kalo mau punya baju keren tuh pada jahit sendiri, karena memang ready to wear pada saat itu belum banyak. Belum ada tuh, yg namanya Mango, Karen Millen, atau Oasis..hehehe..





Kembali ke Our Vintage House dengan fashion lawasnya...Di motori oleh sepasang Ibu muda Paula dan Sizeka yang memang vintage freak, mereka menjadikan vintage style menjadi sebuah personal style yang di kemas dengan sangat menarik.
Nggak pake ba bi bu, saya langsung pesan tuh sebuah red polka skirt. Kalo detail dan finishingnya bagus, saya mau pesan lagi dress nya.
Harganya sih nggak murah kalo di compare sama ready to wear kaya Topshop atau Zara. Imbang lah...kurleb harga dressnya hampir seperti koleksi ready to wear local designer.
Agak mahal lah, ya, karena kita nggak bisa lihat material, sizing dan finishingnya...tapi ternyata mereka ini personalized dan custom made. Jadi, mereka mengambil ukuran badan kita dulu sebelum proceed the order, sehingga seharusnya sih, bisa fit our size.
Untuk rok yang saya pesan, mereka membutuhkan ukuran pinggang saya dan panjang rok yang saya kehendaki. Produksi membutuhkan waktu sekitar 2-3 minggu untuk rok ini.
Saya melihat foto2 portfolio mereka menunjukkan nampaknya cuttingnya cukup bagus, karena banyak klien ataupun mereka sendiri mengenakan koleksi pakaiannya, yang nampak fit the body dan looks nice.
Kepikir, wadohhh, nambah satu lagii nih, penguras dompet saya :p
Wahhh..can't wait to meet my new skirt :)

Will come back with the review soon after my skirt arrived :D



Thursday, February 23, 2012

Negro & Rainbow Cookies

Yesterday, after 2 busy weeks, finally I got the opportunity to test the chocolate chip cookies recipe I got from NCC-Cookies Week file.
Other baking fellows who has tried this recipe said that it taste sooo yummy and very close to Famous Amos Cookies.

Bought Mrs. Fields cookies last valentine, give me an inspiration to make a rainbow choco chip cookies, but with smaller size, less sweet, buttery taste, and hint of caramel flavor.
Then I remember about some recipes I got from browsing. After consider some recipes, then the choice goes to this recipe.
I make some adjustment to this recipe to suit my taste and imagination..hehehhh :)




Chocolate Chip Cookies
Source : NCC Cookies Week File

Ingredients :
115 gr butter, cut into cubes & refrigerate for a while - I use 70% Wijsman and 30% Elle & Vire
100 gr brown sugar
50gr caster sugar
100 gr fine grinded oatmeal (grind until it become fine oatmeal powder and sieved)
125 gr plain flour - I change the composition, see below notes
1 eggs
1/4 tsp vanilla extract - I use 1 pc vanilla bean and 1/8 tsp L'arome vanilla susu
1/4 tsp salt
1/2 tsp baking powder
1/2 tsp baking soda

150 gr milk chocolate bar, grated finely
150rg milk chocolate chips
150 gr almond/walnut chopped coarsely

Methods
- Preheat oven to 170 degrees
- Cream butter, sugar and salt until light and fluffy
- Add in egg and vanilla, beat until well combined
- Add oats and flour mixture, add untill well combined
- Add chocolate and nut, and mix until well combined
- Leave the dough in the fridge for about 20-30 minutes
- Lay a baking pan covered with baking sheet
- To make a small cookie, put 1/4 tsp of the dough on the pan ( The dough will spreading when baked)
- Put several choco chip/choco candies on it
- Bake for about 10-15 minutes
- Let it cool and store in an airtight container.

Notes :
- I change the flour composition, for negro cookies : 85gr flour, 30gr negro chocolate powder, 15 gr milk powder. For rainbow cookies : 105 gr flour, 15 gr valrhona powder, 15 gr milk powder
- For rainbow cookies I replace walnut and chocochip with chopped dark chocolate and chocolate candies (I use mini chacha- local brand, since it's easier to find at nearby supermarket...You can use M&Ms or smarties)






Monday, February 13, 2012

Roti Isi

Last week, akhirnya beberes lemari perabot & makanan.
Eh..nggak tau gimana masih nemu 2 kantong terigu komachi. Dasarnya saya doyan bikin roti, tambahan Liz memang minta roti, jadinya iseng bikin roti buat sarapan pagi.
Bosen dengan roti yang asin, dan memanfaatkan sisa orange peel dari membuat lapis legit pas Chinese New Year kemarin, di bikinlah roti manis fruit mix dan keju susu.


Resep rotinya masih menggunakan resep roti andalan, yaitu resep yang biasa aku gunakan untuk membuat roti isi.
Isi roti dapat di variasikan beraneka macam sesuai selera dan kreativitas.
Paling sering memang aku bikin isi Smoked ham + melted cheese dan smoked beef, egg & cheese. Tapi kadang bikin isi abon, dan bikin juga yang manis untuk anak-anak, seperti isi hazelnut dan cokelat.
Roti ini rasanya lembut, dan enaakk sekali seperi roti2 yg di bakery, dan tetap empuukk, meski sudah 2 hari. Mungkin ini pengaruh dari penambahan bread improver.


Berikut aku share resep dasar rotinya dulu yaa... Untuk aneka variasi isiannya, akan aku share next time J

Roti Isi

Bahan :
400gr tepung terigu komachi
100gr tepung segitiga biru
11 gr ragi instant
½ sdt bread improver – aku biasa pakai ibis blue
½ sdt baking powder
100 gr gula kastor – untuk roti manis gula bisa di tambah hingga 125gr
100 gr mentega – saya biasanya pakai butter, macam Elle&Vire, Enchor, atau Lurpak
250 ml susu cair dingin – kadang sebagian yg tidak di panaskan saya buat jadi buttermilk dengan menambahkan air jeruk lemon..rotinya jadi lebih lembut. Tapi kalo nggak pun nggak apa2 krn udah pakai bread improver
3 merah telur & 1 putih telur
1 sdm susu bubuk
½ sdt garam

Susu Evaporated untuk olesan
Butter - extra

Cara Membuat :
Campur mentega, setengah bagian susu, dan gula. Panaskan dengan api kecil hingga gula dan mentega larut saja, jangan sampai mendidih. Matikan api, biarkan hingga hangat.
Letakkan tepung komachi, ragi instan, bread improver, susu bubuk, dan baking powder dalam baskom. Campur hingga merata, buat lubang di tengahnya.
Pecahkan telur satu persatu pada lubang terigu.
Uleni dengan mixer, sambil sedikit demi sedikit di tuangkan sisa susu hingga adonan agak berbutir.
Tuangkan campuran susu-mentega sedikit demi sedikit sambil terus di mixer hingga setengah kalis.
Tambahkan garam, uleni terus hingga adonan tidak lengket, dan kalis elastis.

Diamkan selama 40-45 menit hingga mengembang 2 kali lipat.
Kempiskan adonan dengan cara di tinju.
Timbang adonan @ 45 gram. Diamkan 10 menit.
Isi dan bentuk sesuai selera
Diamkan lagi 15 menit, poles dengan susu evaporated.
Oven dengan suhu 190 dercel selama 12-15 menit hingga permukaan roti coklat keemasan.

Angkat roti dari oven, poles roti dengan butter.
Untuk roti buah poles dengan campuran selai aprikot/marmalade yang di encerkan sedikit dengan air panas.

Es Sarang Burung

Dalam acara makan-makan, kalo nggak ada dessertnya rasanya kaya ada yang kurang. Kaya mandi nggak handukan..hehe..
Es sarang burung ini, adalah resep turun temurun yang cukup legendaris di keluarga saya. Kalo biasanya es sarang burung ini di buat dari agar-agar/jelly yang di serut, es sarang burung andalan keluarga ini di buat dari tepung hunkue.
Biasanya, dari jaman kita-kita kecil dulu, kalo ada pesta2 keluarga, sudah pasti es ini keluar..barengan dengan pastel tutup, galantine, dan rujak penganten..hehe..
Coba lihat lebih detail tekstur dari es sarang burungnya di bawah ini deh...kelihatan kan, jika yang ini betul2 mirip sarang burung dengan tekstur halus seperti bihun...beda banget dengan es sarang burung yang di buat dari agar2, dan rasanya juga jauuuuhhh lebih yummy :)


Back to Es Sarang Burung, es ini biasanya di nikmati dengan fruit cocktail kalengan dan lengkeng kalengan. Rasanya jangan di tanya, aroma khas dari tepung hunkue, yg seperti wangi vanilla bercampur dengan aroma buah..yummm...rasanya segerr banget.
Konon, dulunya sarang burung ini di buat dengan batok kelapa yang di lubangi (di bor ?) sehingga adonannya nanti dapat mengalir melalui lubang tersebut dengan diameter seukuran bihun.
Ke depannya, dengan kreativitasnya, engkong saya menciptakan wadah adonan sarang burung dari seng atau besi gitulah, yang di bentuk seperti gelas, dengan bagian bawah meruncing, dan ada gagangnya, sehingga mengalirkan adonannya lebih enak dan fleksibel.

Membuat sarang burung ini susah-susah gampang, karena konsistensi adonan harus pas, jika terlalu kental, maka adonannya tidak dapat mengalir atau jadi terputus2 bergumpal-gumpal seperti pacar cina, nggak jadi kayak bihun. Jika terlalu encer, maka akan larut dalam air, sehingga sarang burungnya tidak terbentuk.
Bahan dasarnya hanya 1 : Tepung hunkue. Tapi jangan salah, tepung hunkuenya juga nggak bisa sembarang tepung hunkue, akan tetapi harus memakai tepung hunkue cap “Boenga” yang pembungkusnya berwarna putih dan harganya paling mahal. Saat ini harga tepung hunkue cap “Boenga” ini sudah sekitar 20 ribuan per pack. Kata mami dan tante saya, juga tetua keluarga lainnya, sarang burungnya tidak akan jadi jika pakai tepung hunkue merk lain. Saya sendiri tidak pernah coba pakai tepung hunkue merk lain, karena ogah cari resiko..hehe..yg pasti2 ajalah.

Sekarang, saat kami semua sudah dewasa dan berkeluarga, es sarang burung ini tetap jadi minuman istimewa, yang nongol saat ada acara keluarga, arisan, sebagaimana halnya Sabtu kemarin saat adik saya yang terkecil berulang tahun.

Es Sarang Burung

Bahan :
1 bungkus tepung hunkue cap "Boenga"
Air secukupnya untuk mengadon
1,5 liter air untuk merebus

1,5 liter air es - ekstra untuk merendam sarang burung yg sudah jadi
Es batu
Serok kawat untuk mengangkat sarang burung yg sudah jadi

1 kaleng fruit cocktail "Delmonte"
1 kaleng lengkeng

Cara Membuat :

Masak 1,5 liter air hingga mendidih dalam panci. Kecilkan api.

Tuang tepung hunkue dalam wadah baskom/panci.

Adonan Biang :
Ambil 1 sendok makan peres tepung hunkue ke mangkok stainless kecil. Beri air sedikit. Masak di atas api kecil hingga mengental tapi tetap licin dan tidak seperti lem kanji.

Tuang adonan biang ke dalam tepung hunkue, aduk2, sambil di aliri air, aduk dengan tangan hingga licin dan aliran konsistensinya pas. Dapat mengalir namun tidak terlalu encer.
Jangan sampai bergumpal, ya..karena nantinya tidak dapat mengalir & membentuk sarang burung dengan baik.

Tempatkan adonan pada wadah sarang burung, batok kelapa atau contong berlubang, alirkan dalam air mendidih hingga membentuk sarang burung.
Sarang burung yang sudah terbentuk dan warnanya jadi lebih bening segera di angkat dengan menggunakan serok kawat dan di pindahkan dalam air es.

Setelah selesai dengan semua adonan, tiriskan sarang burung dari air es dan es batu.
Campurkan dengan fruit cocktail dan lengkeng kalengan. Jika kurang manis, dapat di tambahkan simple syup vanilla-pandan.
Di sajikan dengan es batu/es serut.

Friday, February 10, 2012

Diskriminasi dan "Rampok Style" di Gedung Perkantoran Bergengsi

Kali ini saya ingin mengekspresikan kekesalan saya akibat diskriminasi yang saya peroleh di gedung perkantoran tempat saya bekerja.
Mungkin memang benar ya, orang kaya, di perlakukan beda..pada sopan semua kalo sama orang kaya, tapi kalo orang susah yang jalan kaki, gak naik mobil, maka di perlakukan semena2.

Hal ini sungguh saya alami di gedung tempat saya bekerja yang berlokasi selangkah saja dari Mal terbesar di bilangan Pondok Indah.
Seperti biasanya di mal ataupun gedung2 bertingkat di Indonesia, kita pasti harus melewati pemeriksaan barang bawaan jika masuk ke tempat tersebut. Akan tetapi, biasanya, pemeriksaan hanya di lakukan terhadap kendaraan yang masuk melalui gerbang gedung, sementara pemeriksaan terhadap orang serta barang bawaannya itu baru di lakukan saat hendak memasuki pintu masuk gedung, bukan di gerbangnya.
Nah, di gedung tempat saya berkantor ini sungguh ajaib, tas kita di periksa dua kali, saat melewati gerbang, dan saat memasuki gedung.
Anehnya, jika saya masuk gerbang dengan menggunakan mobil, mereka hanya memeriksa sekenanya bagasi mobil, TANPA memeriksa tas saya..
Itu berlaku jika anda naik mobil. Tapi jangan tanya jika anda jalan kaki...anda akan langsung di periksa tas dan barang bawaan begitu memasuki gerbang..Jangan tanya jika anda bertampang SPG atau kelihatan bukan tenant..sering saya lihat sampai di suruh mengeluarkan isi tasnya.
Mereka seringkali memaksa kita untuk membuka tas, padahal mereka memiliki metal detector yang di anggurkan begitu saja. Saya, tentu saja keberatan membuka tas saya, dan minta di scan saja dengan metal detector. Bagi saya, handbag itu sangat privacy, dan bukan pada tempatnya di buka-buka serta di intip2 isinya oleh orang yang tidak berhak.
Oh, ya, berhubung banyak tenant perusahaan multinasional di sini, jika bule yang lewat, mereka juga sering tidak memeriksa atau hanya sekenanya saja..nggak ada tuh yang namanya di bongkar2 tasnya. Padahal lain waktu saya melihat sendiri SPG kami yg kebetulan mau training ke kantor sampai harus mengeluarkan sebagian isi tasnya.

Sungguh lucu, karena, sepengetahuan saya, pemeriksaan tas di lakukan untuk mengantisipasi orang yang membawa senjata api/ tajam/membahayakan memasuki gedung.
Bagaimana bisa mendiskriminasikan orang yang masuk dengan mobil dan berjalan kaki ? Bayangkan jika ada visitor yang datang menggunakan mobil dan membawa pistol di tasnya melenggang masuk melewati gerbang dengan bebas.
Saya hampir tidak pernah mau membuka tas saya dan meminta untuk di scan saja. Buat apa metal detector mahal-mahal di anggurkan begitu saja ? Sungguh bodoh manajemen gedung ini.

Lain waktu, saya pernah bermasalah dengan salah satu security gedung, yang berlipat tangan saja saat saya lewat di gerbang, namun setelahnya menarik tas saya seperti jambret seraya memaki saya karena katanya saya tidak sopan karena lewat di depannya tapi tidak berhenti dan membuka tas saya untuk di periksa.
Sungguh keterlaluan. Gedung sih keren, tapi securitynya kayak rampok. Hal ini tentu saja langsung saya komplain keras kepada building management dan melaporkan pada pimpinan perusahaan tempat saya bekerja bahwa telah di perlakukan tidak sopan.
Seharusnya gedung yang mayoritas tenantnya perusahaan multinasional bisa mendidik para security dan personelnya secara beretika. Minimal standar security hotel lah.
Gimana Indonesia mau maju jika rakyatnya masih berlaku diskriminatif bahkan terhadap kaum mereka sendiri, serta bar bar layaknya rampok L

The way to enjoy Jakarta : Busway-ing ;p


Beberapa hari ini, karena mobil saya harus klaim asuransi dan di perbaiki di bengkel, maka saya menggunakan moda transportasi busway untuk pergi dan pulang kantor.
So far so good..cukup menyenangkan, karena waktu tempuh ke kantor nyatanya hanya mekana waktu 2/3 dari waktu tempuh biasanya menggunakan mobil pribadi selama saya menggunakan busway.
Saya berangkat di waktu yang sama dengan jika saya mengendarai mobil pribadi, dan ternyata dalam waktu 35 menit jauh lebih sebentar jika di bandingkan mobil pribadi yang memakan waktu 45-60 menit.
Berangkat/pulangnya pun cukup simpel..karena saya cukup jalan kaki 3 menit dari rumah ke depan jalan untuk naik angkot ke halte busway, yang durasinya hanya 5-8 menit saja...dan kebetulan, arah pergi dan pulang kantor saya melawan arah, sehingga buswaynya cukup sepi dan saya seringkali mendapat tempat duduk.
Cukup nyaman lah..jalan kaki, earphone ipod di telinga..serasa lagi di Singapore..hehe..bedanya hanya jumlah debu yg beterbangan dan di Singapore saya selalu bercelana pendek ;p
Sisi positif lainnya adalah saya jadi olahraga ! Saya berjalan kaki dari halte busway di Mall Pondok Indah sampai ke kantor, demikian pula dari tempat angkot sampai ke rumah.
What a refreshment ya, secara selama ini saya naik mobil atau taxi.
Kenapa gak naik taxi, lately saya memang kecewa sekali dengan taxi berwarna biru itu. Bukan sekali dua kali taxi yang saya pesan terlambat datang, masih di carikan, atau nyasar, padahal alamat saya cukup jelas, dan taxi sudah di pesan sehari sebelumnya. Bayangkan jika saya cukup di kejar waktu, seperti pengalaman saat akan ke bandara. Nyebelin banget.
Tapi nih, sekalinya saya pesan so early untuk menghindari terlambat, sopirnya marah2 pada saya karena menunggu lama. Sungguh tidak sopan.
Tambahan lagi, untuk saya yang lumayan rutin menyetir dan paham jalan2 alternatif, sopir2 taxi biru itu sooo slow dan gak tahu jalan...sampai gregetan..karena kalau saya yg nyetir udah pasti lebih cepet. Jadi, aturan saya bisa tidur santai di taxi, jadi tetap aja harus memperhatikan jalan, karena kalau nggak bisa2 saya sampai di tempat lain L
Yg paling bikin jengkel kalau tujuannya adalah Rumah-Kantor. Lha..kantor saya di bilangan Pondok Indah dengan Rumah di Jakarta Barat itu cukup hanya lempeng aja gak usah belok2 lewat jalan panjang hingga arteri pondok indah..masa iya masih mau muter2 dengan alasan tidak tahu jalan.
Dengan alasan inilah akhirnya kalau rutenya di lewati busway, daripada naik taxi saya pilih busway..kecuali kalau sedang hujan tentunya. Apalagi tarifnya cukup murah, 3500 sekali jalan. Bandingkan dengan taxi dari rumah-kantor yang berkisar 55rb rupiah.

Namun, akan lebih baik jika pemerintah membuat halte2 busway lebih nyaman dan bersih ya, serta di provide countdown timer kapan busnya akan datang, sebagaimana yang di aplikasikan pada terminal2 MRT di Singapura.. Daripada bengong pegel, kan rada enak kalo ada countdown berapa menit lagi bus nya akan datang..
Oh, ya, tidak semua halte busway ini di lengkapi bangku untuk menunggu ya..dan anehnya orang pada seneng banget nunggu bus-nya di depan pintu otomatis hingga pintunya terbuka..padahal busnya masih lama. Seharusnya pintu otomatis itu tidak terbuka jika tidak ada busnya, sebagaimana halnya pintu MRT.
Minggu depan mobil saya sih sudah selesai. So, saya masih menikmati few last days ber-busway ria..namun considering juga untuk berbusway ke kantor manakala cuaca cerah :D

Savoyardi (Lady Fingers)


Buat bikin tiramisu atau trifle, salah satu bahan utamanya adalah biskuit savoyardi.
Sebenernya dapat di peroleh di supermarket atau TBK, tapi kali ini saya memilih bikin sendiri agar gak terlalu manis.
Resepnya saya peroleh dari hasil blogwalking ke tempatnya mbak Ria Icip Icip, yang konon di peroleh dari Le Cordon Bleu.
Meski nggak pakai butter, tapi rasanya enak banget..anak saya sampai bolak balik cemilin biskuit a la Italia ini :)

Bahan :
3 butir putih telur
3 kuning telur
5 sdm gula kastor
vanili bubuk - aku pakai vanilla susu l'arome, aromanya jadi wangiii
84 gr terigu cap kunci

Cara membuat :
Kocok lepas kuning telur & Vanilla
Kocok putih telur dan gula di masukkan sedikit demi sedikit hingga kaku dan mengkilat.
Masukkan kocokan kuning telur sambil di aduk dengan spatula hingga rata.
Masukkan terigu dengan cara di ayak.

Siapkan piping bag dengan spuit bulat.
Semprotkan adonan pada loyang yang telah di alasi silpat atau di oles mentega dan di tabur tepung.
Panggang hingga matang.

Friday, February 3, 2012

Raspberry Trifle



Kemarin finally bikin tiramisu, tapi sayangnya the kids gak bisa makan tiramisu, karena mereka gak mengonsumsi kopi, apalagi liqueur :)
Puter otak, akhirlah di bikinlah raspberry triffle ini. Kebetulan pas lagi belanja ke Lotte Mart liat raspberry, yg menurutku dari segi taste rasanya lebih enak dan gak sekecut strawberry, jadi gak usah pakai banyak gula.

Raspberry Trifle

Bahan :
140ml krim kental
140gram mascarpone cheese
30 gram gula kastor
40 gram gula halus
3 butir merah telur
1/2 sdt gelatine, tim dengan 3 sdm air hingga meleleh
1/2 sdt vanilla extract

150 gram raspberry, belah dua
3 sendok makan air
3 sendok makan gula pasir
1/2 sdt air jeruk lemon

100 gram raspberry, extra

Biskuit savoyardi (Lady Finger)

Cara Membuat :
1. Masak raspberry dengan air dan gula hingga raspberry hancur dan campuran mulai mengental menjadi saus raspberry, masukkan air jeruk lemon. aduk, matikan api.
2. Kocok krim kental bersama vanilla dan gula halus hingga naik dan kental, sisihkan.
3. Kocok Mascarpone cheese hingga halus dan rata, masukkan kocokan krim, taruh kulkas.
4. Kocok kuning telur dan gula kastor hingga kental dan putih, letakkan wadah di atas wadah lain yg berisi air panas (Yg baru mendidih dan api sudah di matikan) , terus kocok selama sekitar 7 menitan, angkat, kocok sebentar hinggaa agak dingin.
5. Masukkan adonan mascarpone dan gelatine, kocok hingga rata.
6. Siapkan mangkok2 saji untuk trifle, celupkan savoyardi ke dalam saus raspberry, letakkan dalam mangkuk berselang seling dengan krim, dan buah rasberry segar, layaknya membuat tiramisu.
Di lapisan teratas, sendokkan saus raspberry dan letakkan buah raspberry segar di atasnya.
7. Dinginkan dalam kulkas sekitar 3-4 jam. Sajikan.

Hasil : 6-7 mangkuk trifle

Thursday, February 2, 2012

Another Side of Life

Kali ini posting saya jauh dari soal perdapuran dan keluarga...tapi lebih kepada situasi di pekerjaan...
Akhir-akhir ini, sepertinya banyak banget kejadian yang, bikin saya mengenyitkan kening, mengelus dada, dan finally malah mendekatkan saya pada Sang Pencipta...untuk mensyukuri bahwa saya masih di beri kesempatan, masih di beri lebih, dan masih di percaya.

Sebagai manusia, seringkali orang itu terlalu angkuh..lupa bahwa di atas langit masih ada langit..lupa bahwa jika Tuhan berkehendak, maka tidak ada sesuatu yang mustahil, bahkan bisa di putarbalikkan...kaki ke kepala, dan kepala pindah ke kaki.
Saking angkuhnya manusia, bahkan seringkali merasa bahwa rencana kita lah yang terbaik, bahkan jadinya memerintah Tuhan, agar segala sesuatu berjalan sesuai mau kita.
Tapi masalahnya, apakah kita sudah melakukan segala sesuatunya, segala prosesnya dengan cara-cara yang berkenan padaNya ?

Ketika seseorang merasa bahwa posisinya tak tergoyahkan, bahwa singgasananya anti badai, nyatanya jika Tuhan memang berkehendak, badai datang juga menerpa...ajaibnya, ada sebagian orang yang ketka badai itu datang, malah murka luar biasa karena tidak bisa menerima dan berlapang dada, lantas malah melampiaskannya pada perantara badai tersebut.

Saya jadi ingat...sekitar 7 tahun yang lalu, mantan bos saya, dalam meeting departemen mengingatkan kami, para manager departemen, untuk jadi seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk, dan jangan pernah berlaku arogan atas nama posisi kami masing-masing. Mengapa ? Sebab, semua orang, para supplier, pihak ketiga, dan rekan bisnis berlaku begitu hormat, memohon - mohon, mengirim hadiah, dan semua courtesy lainnya, sebetulnya di tujukan pada Kursi (Jabatan) kami, bukan pada kami sebagai personal. Kalau someday kita leave the company, atau tidak lagi memegang posisi tersebut, maka mereka tidak akan memberikan perlakuan itu lagi kepada kita, namun akan tetap memberikan perlakuan tersebut kepada (Kursi itu) siapa pun yang menjabat posisi tersebut.
Buat saya ini betul banget. Akan lebih enak jika dalam berhubungan, kita selalu rendah hati, dan tetap membawa personal branding kita...bukan position branding.
Semua ini mengingatkan saya untuk tetap 'bermain cantik', baik pada rekan sejawat, atasan, anak buah, maupun pihak ketiga.
I only spent 6 months in this retail company, before I hopped to another company, tetapi pengalaman di sini sangat berkesan buat saya.
Saya resign dari sini dalam kondisi yang sangat baik. Yup, of course...I have to make sure all the task of the department and the company running well eventhough without me. Never burn your bridges, never sew the wind, because you will harvest the storm.

Di penghujung 2011, nggak ada angin hujan, mendadak saya berkesempatan menjajal kesempatan di salah satu MLM kosmetik. Tadinya ya, sebagai salah satu dari manusia takabur itu, mikirnya...yah, cuma begini yaa...jeh...secara saya gak kekurangan amat kok, saya punya posisi yang cukup baik di sebuah perusahaan multinasional, dan basically saya cuma mau tahu aja.

Di sini, saya melihat binar-binar yang sangat indah dari semua pelaku penjualannya, walopun mereka semua ini bukan permanent employee, tapi spirit dan effort nya luar biasa, penuh doa dan syukur...jauh sekali dari keseharian yang biasa saya lihat di lingkungan saya bekerja.
Penasaran dan merasa tertantang melihat para pelakunya yang mayoritas Ibu rumah tangga dan bahkan sebagian juga berpendidikan formal tidak lebih dari sekolah menengah namun sanggup berprestasi yang membahagiakan keluarganya, saya mencoba masuk lebih dalam, melakukan effort di sana, sambil mikir, masa mereka bisa saya nggak bisa sih.
Nggak di sangka2 ternyata dalam sebulan saja, saya sudah punya 5 downline dan langsung naik level 2 kali.
It's so amazing :D
Kebetulan, di saat yang bersamaan, saya juga berkesempatan membaca salah satu buku motivasi terbaik dari Merry Riana "Mimpi Sejuta Dollar", yang berbeda dari buku2 motivasi yang biasanya self centering, tetapi Merry ini mengajarkan tentang berlaku rendah hati, berpikiran positif, jujur, bekerja keras, menghargai proses, serta melibatkan Tuhan sebagai partner kita dalam bekerja.

Jujur aja, seenggaknya untuk saat ini, dari bisnis ini uangnya sih nggak ada apa2nya di bandingkan gaji yang saban bulan masuk rekening saya, bahkan seperlimapuluh aja pun nggak ada...tapi nih...valuenya luarrr biasa, dan mana tahu kalau sekian bulan atau tahun dari sekarang dapat menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan...lebih dari apa yang saya dapatkan sekarang. Jika ini memang jalan Tuhan, siapa tahu dan siapa dapat menolak ?

Di sini, saya belajar tentang how to dream, how to give your dream a life, how to make your dreams come true, selain saya juga belajar untuk jadi seorang yang pro-aktif, asertif, rendah hati, penuh syukur dan apresiasi.
Walopun di PT. X tempat saya berkarir selama 6 tahun ini saya manager, tapi di sini saya bukan siapa2, bukan senior staff, apalagi manager...di sini saya cuma seseorang yang mau belajar, yang menjadikan apa yang saya pelajari menjadi anak-anak tangga kesuksesan bagi saya...It would be great kalau saya juga bisa jadi manager, apalagi director di sini kan ?

Di tempat ini juga, saya belajar jadi orang yg gak gaptek2 amat, dan saya melihat betapa banyak orang yang, untuk meraih income sekian saat ini, dan demi mimpi2nya, harus naik turun bus, angkot, bersusah payah... Belum lagi ada yang memiliki keterbatasan prasarana, sampai untuk akses ke website saja sulit...belum lagi yang memiliki keterbatasan finansial, dan sangat antusias meraih beberapa puluh ribu untuk tiap produk yang berhasil mereka jual, yang dalam keseharian saya ludes dalam sehari untuk jajan dan lunch.
Jadi malu ya, kalo saya yang enak begini, bisa selalu makan enak yang saya mau,bisa naik turun mobil, akses internet kapan aja, kok kalah berprestasi.
Betulan deh, adrenalin saya kayaknya bergolak, termasuk juga dari tadinya saya nggak masalah keluar 500 ribuan sebulan dari kocek pribadi - senilai sehelai gaun Zara - guna tutup poin targetnya, eh, akhirnya malah tertantang untuk bisa jual produknya. Ternyata yang dapetnya pake usaha itu rasanya lebih maniss dan bikin senyum lebih lebar. Dari tadinya saya mikir, 'jeh, 100 poin = 500an ribu, siapa juga yg beli...eh, nggak taunya tanpa terasa saya bisa memenuhi lebih dari 200 poin, bukan dari kantong pribadi...tapi murni dari jualan. Yeay !

Anyway, sangat indah ternyata lho, proses untuk suatu pencapaian.
Satu hal lagi, saya juga memiliki kepuasan tatkala saya berhasil membantu orang lain dan menghadirkan binar senyuman di wajah mereka, karena telah terbantu. Senang juga bisa bikin orang lain meraih pencapaiannya, semakin dekat kepada mimpinya...dan makin percaya diri.
Dalam proses ini, saya belajar juga tentang kedisiplinan, komitmen, dan bahwa yang namanya anak buah, downline, bawahan, or whatever it called, sampe botak juga gak akan melakukan apa yang kita katakan & dengung2kan, tetapi mereka melakukan apa yang kita lakukan. Ini berlaku bukan hanya terhadap anak buah, tapi kalau mau di stretch lagi...anak-anak kita di rumah pun ternyata imitator yang paling ulung ! Sampe berbusa2 di bilangin..tetap aja di langgar...tapi mereka nyatanya melakukan hal-hal yang kita lakukan, bahkan lebih baik dari kita....Kebayang dong, gimana jadinya kalo kita did a bad thing ?
You harvest what you sew...jangan menabur angin jika tidak mau menuai badai...
Apa yang anda pikirkan tentang orang lain dan lingkungan, itu menunjukkan bagaimana sebenarnya kualitas diri anda, bukan sebaliknya.
Jadilah manusia rendah hati, maka anda akan di tinggikan, sebagaimana di Alkitab pun di katakan mengenai hal ini.
Yesus sendiri pun menempatkan dirinya dalam posisi seorang hamba, yang melayani, bukan seorang tuan, akan tetapi Dia di tinggikan sebagai Yang Maha Tinggi.