Friday, February 10, 2012

Diskriminasi dan "Rampok Style" di Gedung Perkantoran Bergengsi

Kali ini saya ingin mengekspresikan kekesalan saya akibat diskriminasi yang saya peroleh di gedung perkantoran tempat saya bekerja.
Mungkin memang benar ya, orang kaya, di perlakukan beda..pada sopan semua kalo sama orang kaya, tapi kalo orang susah yang jalan kaki, gak naik mobil, maka di perlakukan semena2.

Hal ini sungguh saya alami di gedung tempat saya bekerja yang berlokasi selangkah saja dari Mal terbesar di bilangan Pondok Indah.
Seperti biasanya di mal ataupun gedung2 bertingkat di Indonesia, kita pasti harus melewati pemeriksaan barang bawaan jika masuk ke tempat tersebut. Akan tetapi, biasanya, pemeriksaan hanya di lakukan terhadap kendaraan yang masuk melalui gerbang gedung, sementara pemeriksaan terhadap orang serta barang bawaannya itu baru di lakukan saat hendak memasuki pintu masuk gedung, bukan di gerbangnya.
Nah, di gedung tempat saya berkantor ini sungguh ajaib, tas kita di periksa dua kali, saat melewati gerbang, dan saat memasuki gedung.
Anehnya, jika saya masuk gerbang dengan menggunakan mobil, mereka hanya memeriksa sekenanya bagasi mobil, TANPA memeriksa tas saya..
Itu berlaku jika anda naik mobil. Tapi jangan tanya jika anda jalan kaki...anda akan langsung di periksa tas dan barang bawaan begitu memasuki gerbang..Jangan tanya jika anda bertampang SPG atau kelihatan bukan tenant..sering saya lihat sampai di suruh mengeluarkan isi tasnya.
Mereka seringkali memaksa kita untuk membuka tas, padahal mereka memiliki metal detector yang di anggurkan begitu saja. Saya, tentu saja keberatan membuka tas saya, dan minta di scan saja dengan metal detector. Bagi saya, handbag itu sangat privacy, dan bukan pada tempatnya di buka-buka serta di intip2 isinya oleh orang yang tidak berhak.
Oh, ya, berhubung banyak tenant perusahaan multinasional di sini, jika bule yang lewat, mereka juga sering tidak memeriksa atau hanya sekenanya saja..nggak ada tuh yang namanya di bongkar2 tasnya. Padahal lain waktu saya melihat sendiri SPG kami yg kebetulan mau training ke kantor sampai harus mengeluarkan sebagian isi tasnya.

Sungguh lucu, karena, sepengetahuan saya, pemeriksaan tas di lakukan untuk mengantisipasi orang yang membawa senjata api/ tajam/membahayakan memasuki gedung.
Bagaimana bisa mendiskriminasikan orang yang masuk dengan mobil dan berjalan kaki ? Bayangkan jika ada visitor yang datang menggunakan mobil dan membawa pistol di tasnya melenggang masuk melewati gerbang dengan bebas.
Saya hampir tidak pernah mau membuka tas saya dan meminta untuk di scan saja. Buat apa metal detector mahal-mahal di anggurkan begitu saja ? Sungguh bodoh manajemen gedung ini.

Lain waktu, saya pernah bermasalah dengan salah satu security gedung, yang berlipat tangan saja saat saya lewat di gerbang, namun setelahnya menarik tas saya seperti jambret seraya memaki saya karena katanya saya tidak sopan karena lewat di depannya tapi tidak berhenti dan membuka tas saya untuk di periksa.
Sungguh keterlaluan. Gedung sih keren, tapi securitynya kayak rampok. Hal ini tentu saja langsung saya komplain keras kepada building management dan melaporkan pada pimpinan perusahaan tempat saya bekerja bahwa telah di perlakukan tidak sopan.
Seharusnya gedung yang mayoritas tenantnya perusahaan multinasional bisa mendidik para security dan personelnya secara beretika. Minimal standar security hotel lah.
Gimana Indonesia mau maju jika rakyatnya masih berlaku diskriminatif bahkan terhadap kaum mereka sendiri, serta bar bar layaknya rampok L

No comments:

Post a Comment