Monday, December 19, 2011

Tentang Vaksinasi

Duuhhh, udah lumayan lama gak pernah ngulik blog ini, secara saya biasanya tulis2 pas jam istirahat kantor..tapi gak tau kenapa, lately setiap buka blogspot, tulisannya dan pagenya berubah jadi Jepang semua.  Saya jadi pusing. Language preference nya di ganti, ehhh, balik jadi gitu lagi. Ini tumben, setelah log out dan log in lagi, tampilannya kembali English.

Lagi gregetan baca di milis sehat pagi ini tentang vaksinasi dan gerakan anti vaksin.
Duhh, jadi orang kok ya, bodo. mau aja ikutan seminar anti vaksin begitu, dan mau aja melakukan action untuk anak tanpa melacak EBM nya dulu.

Kebetulan last week baru menyelesaikan vaksin & booster untuk Richelle yang first 2 years. Kata Bunda wati, baliknya nanti lagi pas 5 years. Yeay !
Kalo saya kok ya, malah bablas vaksin sebetulnya. Setelah baca2, ternyata IPD yang 7 strains itu no more effective, tapi ya, kalo mau vaksin gpp, kalo nggak mau juga gpp, karena proteksinya memang tidak signifikan. Too bad, my 2 angels sudah menyelesaikan vaksinasi IPD nya ketika saya met Bunda Wati yang menjelaskan panjang lebar soal IPD. Yaahh, gak bagus buat kantong aja..hehe...Dengar2 sekarang malah sudah ada yg 13 strains dengan harga lebih murah dari Prevenar yg 7 strains.

Love a FB shot by Mbak Inta Maesarinta this morning : "Buat gw memvaksin anak-anak itu salah satu cara gw berikhtiar kepada Allah melindungi anak-anak gw dari penyakit berbahaya. Sisanya, gw pasrahkan kepada Allah"
Also another quote from Bunda Wati : "Kepada siapa anak anak akan berlindung kalau bukan kepada orang tuanya"

Buat saya, sama halnya Mbak Inta, memberikan vaksinasi kepada anak itu adalah wujud dari tanggung jawab kita berdua sama anak-anak yang di percayakan Tuhan. Betapa malangnya nasib anak-anak itu, kalau orang tua yang seharusnya melindungi mereka, malah mengabaikan perlindungan terhadap mereka dengan tidak memvaksinasi mereka.
Bener2 saya gregetan banget. Memang selama ini banyak teman-teman saya yang tidak melengkapi vaksin anjuran untuk anaknya. Ini pun aku cukup heran. Karena bisa di bilang 95% dari mereka adalah orang yang mampu dan sangat berkecukupan. Heran aja, kalo gak mau memvaksin Typhoid atau Varicella karena harganya mahal. Memvaksin anak memang tidak 100% menjamin bahwa anak tidak akan terjangkit penyakit tersebut, akan tetapi at least meminimalisir efek samping yang berat dari penyakit tersebut. Kasarnya, kalau kena pun ringan.

Yang lebih menyedihkan lagi adalah yang menolak vaksin MMR dengan alasan takut anaknya jadi autis. Duhh, please deh, di era keterbukaan informasi seperti sekarang ini, masih mikir MMR bikin autis ? Please dehhh, kemana aja selama ini. Browsinglah ke Kidshealth, milis sehat, dan lainnya, maka kita akan menemukan betapa kerugian memberikan vaksinasi jauh lebih sedikit daripada kerugian tidak memberikan vaksinasi.

No comments:

Post a Comment